Minggu, 09 Februari 2014

MANUAL TOTAL STATION

KLIK DI SINI UNTUK MEMPEROLEH MANUAL PENGGUNAAN TOTAL STATION TOPCON 102 S/D 235, TOTAL STATION SOKKIA SET02N, GOWIN

CARA MEMBUAT PETA TOPOGRAFI DENGAN PROGRAN AUTOCAD LAND DESKTOP

KLIK DISINI UNTUK MEMPEROLEH FILE YG ANDA BUTUHKAN UNTUK MEMPELAJARI CARA MEMBUAT PETA TOPOGRAFI DENGAN PROGRAM AUTOCAD LAND DESKTOP

Rabu, 28 November 2012

ANALISA PERHITUNGAN BENDUNG TETAP


 Analisa Perencanaan Bendung Tetap
a.      Analisa hidrolis bendung
1.      Peil Mercu
Pada saat muka air sungai mencapai peil mercu, yaitu setinggi mercu bendung, maka karena kemungkinan adanya gelombang, sehingga airnya akan melimpah mercu.
Dalam hal ini berarti bahwa peil air normal sebenarnya tidak lagi setinggi mercu bendung, tetapi kurang dari itu, dan ditaksir 10 cm di bawahnya. Karena itu dalam eksploitasi dan dalam perhitungan pintu intake dianggap bahwa peil air normal sungai adalah 10 cm di bawah peil mercu.
2.      Tinggi Bendung
Yang dimaksud dengan tinggi bendung disini adalah jarak antara lantai muka bendung sampai puncak bendung (P). Dalam hal ini belum ada ketentuan yang tegas mengenai harga P. Tetapi dilihat dari segi stabilitas bendung, maka dapatlah dianjurkan agar P £ 4 m dengan P = 0,5 H1. Dimana H1 adalah tinggi energi air diatas mercu.
Mengenai peil lantai muka bendung, agar tidak merubah terlalu banyak sifat pengalirannya diambil peil dasar sungai di tempat rencana bendungan.    
3.      Lebar Bendung
Yang dimaksud dengan lebar bendung adalah jarak antar tembok pangkal pada suatu sisi dan tembok pangkal di sisi yang lain.
Lebar (bentangan) bendungan, harus direncanakan rupa, agar air banjir dapat melintasinya. Untuk itu, dianjurkan agar lebar maksimum bendung hendaknya tidak lebih dari 1,2 kali lebar rata-rata sungai ada ruas yang stabil.
1.      Lebar efektif bendung
Lebar bendung yang berfungsi untuk melewatkan debit air disebut lebar efektif, yaitu hasil pengurangan lebar bendung sesungguhnya dengan jumlah seluruh kontraksi yang timbul pada aliran air yang melintasi mercu bendung tersebut.
Rumus yang dipergunakan untuk menghitung lebar efektif bendung (Bef) (Civil Engineering Department US. Army) adalah :
Bef       =   B – 2 (n . Kp + Ka) . H1 …………………………….(3.28)
Dimana:
Bef   = Lebar efektif bendung (m)
B      = Lebar mercu bendung sebenarnya (m)
Kp    = Koefisien kontraksi pada pilar
Ka    = Koefisien kontraksi pada pangkalan bendung
H1    = Tinggi energi di atas mercu bendung (m)
n      = Jumlah pilar-pilar
Harga-harga koefisien kontraksi pada pilar (Kp) dan pangkalan bendung (Ka) dapat dilihat pada table 1.22 dan 1.23.
2.      Tebal Pilar
Tebal pilar tergantung dari lebar pintu pembilas serta tingginya pilar itu sendiri dengan tebal minimum 1 (pembilas).
3.      Pintu Penguras (pembilas)
Pintu penguras bendung befungsi untuk menguras bahan-bahan endapan, maka pintu harus dibuka pada penguras. Dimana ukuran pintu penguras tidak boleh terlalu kecil atau terlalu besar, agar memudahkan dalam pengoperasiannya.
Sebagai standar dalam menentukan lebar pintu penguras diambil nilai yang terbesar dari harga di bawah ini.
-          1/10 lebar bersih bendung
-          60 % dari lebar total pintu intake
Dalam perencanaan ini dihitungkan terhadap dua keadaan air normal dan keadaan air banjir. Dan unutk bendung yang dilengkapi dengan under struier, penguras terjadi dua bagian, yaitu pintu setinggi understruier dan pintu dibuka penuh.
Besarnya kapasitas penguras dapat dihitung dengan rumus berikut:
Qp =   K . m . a . Bp . b    2 . q . h1 ………………………….. (3.29)
Qp =   Debit penguras (m3/det)
K     =   Faktor aliran tenggelam (lampiran)
m     =   Koefisien bukaan pintu (m)
a     =   Tinggi bukaan pintu (m)
q     =   Percepatan gravitasi (9,81 m/det3)
h1    =   Kedalaman air diendapkan pintu diatas ambang (m)
Sedangkan besarnya diameter yang dapat dibilas adalah:
Vc   =   1,5 . C    d …………………………………………… (3.30)
Vc   =   Kecepatan kiritis yang diperlukan untuk penguras (m/det)
C    =   Koefisien gerak penguras berkisar antara 3,2 sampai 5,5
d     =   Diameter terbesar dari endapan (m)
4.      Bentuk Penampang Hidrolis Bendung
Penentuan bentuk penampang lintang bendung, disesuaikan dengan lengkung bagian bawah dari suatu berkas aliran yang melintas bendung tipis (bermercu tipis) dan dengan koordinat setiap titik pada permukaan bendung.
Rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung bentunk penampang lintang bendung dengan metode Civil Engineering Department US. Army; terdiri dari 2 (dua) bagian sebagai beriku:
1.      Penampang lintang di sebelah hilir dari titik tertinggi mercu bendung lengkung.
Harold dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
X1,85    =   2 . h10,85 . y …………………………………. (3.31)
Dimana:
H1             =   Tinggi tekanan air rencana (m)
X            =   Jarak horizontal dari titik tertinggi mercu bendung ke titik permukaan mercu sebelah hilir (m).
Y            =   Jarak vertical dari titik tertinggi mercu bendung ke titik permukaan mercu sebelah hilirnya (m).
Bagian yang lebih ke hilir dari lengkung yang diperoleh dilanjutkan secara kontinu dengan suatu lengkungan yang dapat diperoleh dengan mendeferensialkan rumus (3.31) tersebut, sehingga dihasilkan bentuk rumus sebagai berikut:
Y            =   0,925/m0,85 . X0,85 ………………………….. (3.32)
Titik permulaan daripada lengkung ini dapat pula dihitung dengan rumus:
Y            =   1,096 . h1 . Y0,85 ……………………………. (3.33)
2.      Penampang lintang di sebelah udik dari titik tertinggi mercu bendung dapat diperoleh dengan cara:
Jari-jari cekungan (R) dibuat ½ s/d 1/3 tinggi bendung dan bersambung dengan lantai lindungan hilir secara garis singgung.
Kapasitas pengaliran diatas bendung dapat dihitung dengan rumus:
Q           =   Dd . 2/3 .   3/3 . q . Bef . H11,5 ……………. (3.34)
Dimana:
Q           =   Debit (m/det)
Cd         =   Koefisien debit (Cd = 2,20 – 0,0416 . (H1/p)0,9900)
5.      Analisa Pintu Pengambilan (Intake)
Besar bukaan pintu pengambilan tergantung kepada kecepatan aliran masuk yang diizinkan. Kecepatan ini tergantung kepada ukuran butir bahan yang dapat diangkut.
Dengan kecepatan masuk sebesar 1,0 – 2,0 m/det yang merupakan besar perencanaan normal, dapat diharapkan bahwa butir-butir berdiameter 0,01 sampai 0,04 dapat masuk.
Sehingga dimensi lubang intake dapat dihitung dengan rumus:
Qs          =   m . b . a .   2 . q . Z ………………………… (3.35)
Dimana:
Qs          =   Debit (m3/det)
m            =   Koefisien debit (untuk bukaan dibawah permukaan air dengan kehilangan tinggi energi kecil = 0,8)
b            =   Lebar bukaan (m)
a            =   Tinggi bukaan (m)
q            =   Percepatan gravitasi (9,81 m/det2)
Z            =   Kehilangan tinggi energi pada bukaan (m)
Untuk debit rencana saluran (Qs) dapat dihitung dengan persamaan:
Qs          =   C . NFR . A / e ……………………………... (3.35)
C            =   Koefisien (c = 1)
NFR        =   Kebutuhan bersih air di sawah (l/det/ha)
A            =   Luas daerah yang dialiri (ha)
e            =   Koefisien irigasi secara keseluruhan (e = et . e sep) yaitu antara 0,59 – 0,73.
Elevasi mercu bendung direncanakan 0,10 diatas elevasi pengambilan untuk mencegah kehilanganair pada bendung akibat gelombang.
Elevasi ambang bangunan pengambilan ditentukan dari tinggi dari dasar sungai. Ambang direncanakan diatas dasar dengan ketentuan sebagai berikut:
-          0,50 m jika sungai hanya mengangkut lanau
-          1,00 m jika sungai juga mengangkut pasir dengan kerikil
-          1,50 m jika sungai mengangkut batu-batu bongkah.

Rabu, 17 Oktober 2012

PENGERTIAN UMUM TENTANG PSDA

PENGERTIAN UMUM TENTANG PSDA
        Secara garis besar  pengetahun tentang sumber daya  air (Water Resources Divelopment) ini dapat dibagi menjadi dua bgian :
1.    Rekaya sumber daya air (Water Resources Engineering) mencakup teknik – teknik pengembanga sumber daya air yang merupakan penerapan teori –teori hidrologi maupun hidrolika.
2.    Manajemen sumber daya air (Water Resources Management) mencakup pengaturan alokasi alokasi jumlah air yang dapat dimamfaatkan agar didapatkan hasil yang semaksimal mungkin. Pengembangan sumber daya air adalah upaya meningkatkan kemamfaatan potensi air agar sesuai dangan perkembangan kebutuhan.
Tahapan proyek SDA yaitu :
1.    Survey
 2.   Investigasi                  
3.    Desain
4.    Konstuksi
5.    Operasi
6.    Maintenance
II.  KONSEP PELUANG DALAM PERENCANAAN
        Dalamperencaan proyek  SDA. Terdapat “ketidakpastian” hidrolis yang akan mempengaruhi proyek dimasa depan . Misalnya :
1)      Besar debit banjir yang akan pmempengaruhi proyek padamasa yang akan datang .
2)      Kebutuhan air dimasa depan, mamfaat dan bayanya.
Defenisi banjir Rancangan
        Debit banjir rancangan adalah debit banjir yang secara statistic akan disamai atau lampaui sekali dalam kala ulang tetentu.
Dengan demikian;
        Q50 berarti : debit banjr yang secara statistic akan disamai atau dilampaui sekali dalam kala ulang 50 tahunanan.




III    BANGUNAN BANGUNA AIR
·         BENDUNG
1.       Pengertian Bendung
Bendung atau Weir adalah suatu bangunan ditempatkan (dibangun) yang melintang pada suatu aliran (sungai) dengan maksud untuk menaikkan tingi muka air pada aliran sungai tersebut, agar dapat dialirkan ke daerah daerah yang letaknya lebih tinggi dari dasar aliran sungai guna memamfaatkan untuk berbagai keperluan.
2.       Klasifikasi bending
Bendung dapat diklasifikasikan berdasarkan pertimbangan untuk keperluan perencaan teknis:
§  Bendung sementara (tumpukan batu atau gabion)
§  Bendung tetap (dibuat dari pasangan batu atau beton)
Komponen struktur bending adalah sebagai berikut:
1.       Badan bending
2.       Pintu penguras  sedimen
3.       Tembok pemisah
4.       Tembok pengantar
5.       Pintu pengambilan intike
§  Bendung gerak (dapat digerakkan naik dan turun). Tipe bending gerak yaitu, bending gerak sederhana , tipe pintu stoney, bending gerak selinder , bending gerak sekmen, bending gerak klep, bending gerak model atap.

·         BENDUNGAN
        Bendungan adalah sebuah ambang besar yang melintang di palung sungai dan berfunsi untuk menyimpan air pada masa masa surflus  air, kemudian pada tumpangan air tersebut pengeluaran diatur untuk berbagai keperluan. Maka pembagian tipe bendungan dapat dipandang dari 7 keadaan , yaitu berdasar ukurannya, tujuan pembangunannya, penggunaannya, jalannya air, konstruksinya, funsinya dan menurut  ICOLD.
Ø  Pembagian tipe bendungan berdasarkan ukurannya yaitu:
1.       Bendungan besar (lorge dams).
2.       Bendungan kecil (small dams, weir, bending)
Ø  Pembagian tipe bendungan berdasarkan tujuan pembangunannya
1.       Bendungan dengan tujuan tunggal (single purpose dams)
2.       Bendungan serbaguna (multi purpose dams)
Ø  Pembagian tipe bendungan berdasarkan penggunaannya
1.       Bandungan untuk membentuk waduk (storange dams)
2.       Bandungan penangkap/pembelok air (diversion dams)
3.       Bandungan untuk memperlambat jalannya air
Ø  Pembagian tipe bendungan berdasarkan bardasarkan jalannya air
1.       Bandungan untuk dilewati air (overflow dams)
2.       Bandungan untuk menhan air (diversion dams)
Ø  Pembagian tipe bendungan berdasarkan kostruksinya
1.       Bendungan tipe urugan
a.       Bendungan urugan batu (rock fill dam) disingkat dengan istilah “bendungan batu”.
b.      Bendungan urugan tanah (earth fill dam) disingkat dengan istilah “bendungan tanah”.
2.       Kalsifikasi bendungan type urugan
                Ditinjau dari penempatan serta susunan bahan yang membentuk tubuh bendungan dapat memenuhi fungsinya dengan baik, maka bendungan urugan dapat digolongkan dalam 3 type utama yaitu:
a.       Bandungan urugan homogeny (bendungan homogeny)
b.      Bendungan urugan zonal (bendungan zonal)
c.       Bendungan urugan bersekat (bendungan sekat).

IV    WADUK
       
Waduk (reservoir, storange) adalah kolam tendon air buatan manusia sebagai akibat dibangunnya bendungan di sungai dengan ukuran volume yang besar. Fungsi utama dari waduk adalah untuk memantapkan aliran air baik dengan cara pengaturan persediaan air yang berubah-ubah pada suatu sungai alamiah, maupun dengan cara tuntunan kebetuhan yang berubah-ubah dari para konsumen.
Cirri-cirri fisik waduk :
        Permukaan genangan normal  adalah elevasi masimum yang dicapai oleh kenaikan permukaan waduk pada kondisi operasi biasa. Untuk kebanyakan waduk genangan normal ditentkan oleh elevasi mercu pelimpah atau puncak pintu-pintu pelimpah.
        Permukaan genangan maksimum adalah elevesi maksimum terendah yang dapat diperoleh bila genangan yang dilepaskan pada kondisi normal. Permukaan ini dapat ditentukan oleh elevasi dari bangunan pelepasan yang terendah didalam bendungan atau pada waduk-waduk PLTA, oleh kondisi operasi turbin-turbinnya. Volume tampungan yang terletak antara permukaan genangan maksimum dan normal disebut kapasitas berguna. Air yang ditahan dibawah permukaan minimum disebut kapasitas mati.
        Pada waduk-waduk sewrbaguna kapasitas berguna dapat dibagi lagi menjadi kapasitas konservasi dan kapasitas pengurangan banjir sesuai dengan rencana operasi yang ditetapkan. Pada waktu banjir, debit  melalui pelimpah dapat mengakibatkan  naiknya permukaan air lebih tinggi daripada permukaan genangan normal. Kapasitas tambahan ini pada umumnya tidak terkendali, yaitu dengan pengertian bahwa adanya pada waktu banjir  dan tidak dapat dipertahankan untuk penggunaan selanjutnya.
        Tebing-tebing waduk biasanya lulus air, air akan masuk ke dalam tanah bila waduk terisi dan keluar lagi bila permukaan air diturunkan. Tampunagn tebing ini meningkatkan kapasitas waduk, lebih daripada yang terlihat pada lengkung elavasi-tampungannya. Besarnya tampungan tebing tergantung pada kondisi geologis dan dapat mencapai beberapa persen dari volume waduk. Air di dalam sungai alamiah menempati tampungan lembah.
       
Produksi Waduk
        Produksi adalah jumlah air yang dapat disediakan oleh waduk dalam suatu jarak waktu tertentu.jangka waktu tersebut dapat berbeda-beda, mulai dari satu hari untuk waduk distribusi yang kecil hingga setahun atau lebih untuk waduk tampungan yang besar. Produksi tergantung pada aliran masuk dan akan berubah-ubah dari tahun ke tahun.
        Pruduksi aman atau pasti adalah jumlah air maksimum yang dapat dijamin penyediaannya selama suatu jangka waktu yang kering dan kritis. Dalam praktek masa kritis tersebut sering diambil sebagai jangka waktu aliran alamiah terendah yang tercatat untuk suatu sungai. Air yang diperoleh di atas jumlah produksi aman selama masa air disebut produksi sekunder.
        Keadaan waduk adalah besarnya peluang suatu waduk dapat memenuhi kebutuhan yang direncanakan sepanjang masa hidupnya tanpa ada kekurangan, biasanya masa hidup suatu waduk 50 hingga 100 tahun.

Pemilihan Kedudukan Waduk
·         Harus ada tempat yang cocok untuk kedudukan bendungan
·         Harga pembebasan lahan tidak boleh terlalu mahal
·         Kedudukan waduk harus memiliki kapasitas yang cukup
·         Waduk sebaiknya dalam, karena harga laha permeter akan lebih rendah penguapan sedikit, dan kemungkinan ditumbuhi gulma air juga sedikit.
·         Sedapat mungkin menghindari sedimen yang berlebihan.
·         Mutu air yang ditampung harus memenuhi tujuan pemenfatannya.
·         Tebing waduk dan lereng harus stabil
Ada beberapa macam cara menentukan volume total waduk, yaitu
·         Berdasarkan data geografi
·         Berdasarkan data hidrologi dengan garis massa debit
·         Garis massa waktu (duration mass curve)

V     PENEGNDALIAN BANJIR
       
Banjir adalah suatu kejadian dimana debit yang terjadi melebihi kapasitas tamping badan air (sungai) sehingga mengakibatkan kerugian. Banjir sebagai bencana alam selalu bersifat merusak dan merugikan seperti terjadinya kehilangan jiea dan harta benda, rusaknya tanaman pertanian, terganggunya komunikasi, timbulnya penyakit serta kerugian tidak langsung lainnya. Adapun sebab banjir yaitu : (1) debit besar (hujan besar dan daya serap lahan kecil) dan daya tamping kecil (dasar sungai naik dan jalan air berkurang fungsinya).
        Pengendalian banjir adalah suatu usaha untuk mengurangi kerugian akibat banjir. Kata “pengendalian” jangan diartikan sebenarnya sebab dengan membuat tanggul kita mengendalikan banjir tetapi lebih melindungi diri dari banjir. Satu - satunya pengendalian banjir adalah waduk dengan fasilitasnya.
a.       Usahan secara administrative meliputi :
1)      Peramalan dan pemberitaan banjir
2)      Pengaturan banjaran sungai
3)      Asuransi banjir
b.      Upaya secara teknis, meliputi :
1)      Waduk (penampung banjir)
2)      Tanggul sungai (levee, embankment, dike)
3)      Saluran pengelak banjir (river-diversion)
4)      Perbaikan alur sungai (channel improvement)

VI    SISTEM PENYEDIAAN AIR INDUSTRI DAN DOMESTIK
        Suatu system penyediaan air yang mampu menyediakan air yang dapat diminum dalam jumlah yang cukup merupakan hal penting bagi suatu kota besar yang modern meliputi ; sumber–sumber penyediaan, sarana-sarana penampungan, sarana-sarana penyeluran (ke pengolahan), sarana-sarana penyaluran (dari pengolahan) tampungan sementara, serta sarana-sarana distribusi.
        Sumber-sumber air bersih yaitu sungai (langsung, waduk) air tanah (dengan pompa), mata air. Penyaluran yaitu dengan cara gravitasi (memanfaatkan benda elevasi) dan tinggi tekan (pompa). Penggunaan air untuk kota dapat dibagi menjadi beberapa kategori yaitu :
Ø  Penggunaan rumah tangga ; untuk keperluan sehari-hari (makan, minum, menyiram tanaman, sanitasi dan lain-lain)
Ø  Komersial dan industry ; untuk keperluan komersial dan industry.
Ø  Penggunaan umum; seperti sekolah, rumah sakit, masjid, gereja taman dan lain-lain.
Ø  Kehilangan dan pemborosan; kesalahan meter, pencurian air dan lain-lain.
Cirri-ciri utama dari air adalah : bahan pada keseluruhan (yang terapung dan yang tak terlarut), keseluruhan, warna, rasa dan bau, serta suhu.
        Jenis pengujian untuk menilai cirri-ciri kimiawi air yaitu : pH, kation terlarut + (Ca, Mg, K, N), anion terlarut (HCO3, CO3, Cl, OH, NO3, SO4, alkanitas (∑HCO3 + CO3 + OH), keasaman, karbon dioksida (CO2) kesadahan (∑kation-kation multivalent), hantaran).
Pengolahan air
Masalah yang dipertimbangkan dalam pengolahan air yaitu meliputi :
1.       Tinjauan tentang metode-metode pengolahan yang utama penerapannya.
2.       Metode-metode pengolahan fisik (pencampuran, flokulasi, pengendapan san filtrasi)
3.       Metode-metode pengolahan kimiawi (koagulasi dan desinfeksi)
4.       Beberapa metode pengolahan khusus.
5.       Pembuagan lumpur dan instalasi pengolahan.
6.       Perencanaan instalasi pengolahan air.




VII  NAVIGASI DI SUNGAI
       
Tujuan utama pembangunan jaringan navigasi (lalu lintas air) adalah menyediakan prasarana transportasi barang dalam jumlah besar dengan biaya yang relative lebih murah dibandingkan dengan system trasportasi lainnya. Rendahnya biaya trasportasi ini sangat penting karena bisa merupakan salah satu perangsang pertumbuhan ekonomi disekitar jalur yang dilaluinya.
       
Untuk mewujudkan suatu jaringan navigasi, dapat ditempuh 3 (tiga) cara yaitu :
1)      Pengaturan sungai (river regulation) yaitu dengan :
a)      Pengerukan (dredging)
b)      Perbaikan sungai (river training)
c)       Pengendalian debit kecil (low flow)
2)      Kanalisasi (river canalization) yaitu membuat sederetan dam disepanjang sungai untuk menaikkan tinggi muka air sehingga di dapat kedalaman aliran yang diinginkan.
3)      Kanal buatan (artificial)
Kanal buatan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) type yaitu :
a)      Pemilihan lokasi
b)      Dimensi kanal
c)       Kebutuhan air

VIII PEMANFATAN UNTUK REKREASI
       
Biasanya tidak praktis untuk merencanakan suatu waduk besar dengan tujuan untuk rekreasi, sehingga setiap keuntungan bagi rekresi biasanya bersifat tambahan terhadap fungsi-fungsi lain dari proyek yang bersangkutan. Waduk rekreasi yang ideal adalah waduk yang hamper selalu penuh selama musim rekreasi untuk memungkinkanorang melakukan permainan perahu, memancing, berenang, dan olahraga air lainnya. Suatu waduk yang dapt mengalami tarikan turun yang besar biasanya tidak sedap dipandang dan menimbulkan masalah-masalah dalam pemeliharaan pintu-pintu air, tambatan perahu, pantai dan sarana-saran tepi air lainnya agar tetap ada kondisi yang dapat dipakai.

IX PENGENDALIAN LIMBAH
       
Air limbah yaitu air dari suatu daerah permukaan yang telah dipergunakan untk berbagai keperluan, harus dikumpulkan dan dibuang untuk menjaga lingkungan hidup sehat dan baik. unsur-unsur dari suatu system pengolahan air limbah yang modern terdiri dari :
(1)    Sumber air limbah,
(2)    Sarana pemrosesan setempat,
(3)    Sarana pengumpul,
(4)    Sarana penyaluran,
(5)    Sarana pengolahan dan sarana pembuangan.

        Kapasitas air limbah
                        Air limbah yang harus dibuang dari suatu daerah pemukiman terdiri dari :
(1)    Air limbah rumah tangga (saniter)
(2)    Air limbah industry
(3)    Air resapan/ aliran masuk, dan
(4)    Air hujan hasil dari aliran resapan hujan.
        Cirri-ciri air limbah
-          Cirri-ciri fisik utama air limbah adalah kandungan bahan padat, warna, baud an suhunya.
-          Cirri-ciri kimiawi, selain pengukuran BODS, COD, dan TOC, pengujian kimia yang utama adalah yang bersangkutan dengan ammonia bebas, nitrogen organic, nitrit, nitrat, fosfor organic dan fosfor anorganik.
-          Cirri-ciri biologis limbah kadang-kadang merupakan hal yang penting. Karena ada beribu bakteri permililiter dalam air limbah yang belum diolah, maka perhitungan keseluruhan jarang dilakukan. Berbagai jenis bakteri yang terdapat dalam air limbah sangat berbahaya dalam air menyebabkan penyakit. Kebanyakan bakteri yang terdapat dalam air merupakan proses pembusukan bahan organic.
        Jenis utama selokan yang membentuk suatu system pengumpul air limbah, mulai dari yang terkecil hingga yang terbesar diuraikan sebagai berikut :
(1)    Selokan bangunan/ gedung yang digunakan untuk menghubungkan pipa saluran gedung kesuatu selokan cabang.
(2)    Selokan cabang yang membentuk ujung atas dari system pengumpul air limbah, dipaki untuk mengangkut air limbah dari selokan ke gedung ke selokan utama,
(3)    Selokan utama yang dipergunakan untuk mengangkut air limbah,
(4)    Selokan batang adalah selokan besar yang dipergunakan untuk mengangkut air limbah dari selokan utama ke sarana pengolahan, dan
(5)    Selokan penyadap adalah selokan-selokan yang sangat besar yang dipergunakan untuk menyadap dan mengangkut aliran dari berbagai selokan batang ketempat pengolahan atau sarana pemroses lainnya.
Langkah-langkah perencanaan sarana pengolahan air limbah adalah sebagai berikut :
1.       Dapatkan data atau perkiraan mengenai jumlah penduduk masa depan dari kelompok masyarakat dan telaah kondisi setempat untuk memperhitungkan cirri-ciri air limbah setempat dari waktu yang akan datang, termasuk kuantitas (laju aliran) dan mutunya.
2.       Dapatkan data tentang air limbag sekarang dan laju aliran air hujan.
3.       Laksanakan analisis tentang peresapan/ aliran masuk untuk menetapkan apakah dibutuhkan rehabilitasi system selokan yang bersangkutan.
4.       Tetapkan cirri-ciri air limbah yang harus diolah.
5.       Tetapkan kebutuhan besar aliran.
6.       Siapkan dulu laporan tentang rancangan sarana- sarana dimana hasil-hasil telaah perencanaan disajikan dan didokumentasikan.
7.       Lengkapi rencana detail, dan siapkan gambar-gambar, spesifikasi dan perkiraan biaya konstruksi.
8.       Awali pelaksanaan konstruksi bila diminta.
9.       Siapkan suatu pedoman kerja operasi dan bantulah permulaan kerja instalasi.

X     PERANCANGAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
       
Perancangan  dapat dihasilkan sebagai pertimbangan teratur tentang suatu proyek, mulai pernyataan awal tentang tujuan, melalui penilaian alternatif-alternatif hingga keputusan akhir mengenai arah tindakan. Perancangan meliputi semua kegiatan yang bersangkutan dengan perencanaan suatu proyek, kecuali teknik detail dari bangunan-bangunan.
        Tahap-tahap perancangan
Perancangan proyek biasanya melewati berbagai tahap sebelum rancangan akhirnya muncul. Tahap pertama atau tahap telaah peninjauan (reconnassaince study) biasanya merupakan saringan kasar yang ditunjukkan untuk menghapuskan proyek-proyek atau tindakan-tindakan yang tak layak tanpa memerlukan penelaahan lebih lanjut. Dasar pemikiran dari berbagai telaah yang bertahap ini adalah untuk menekan biaya untuk menelaah semua aspek lainnya akan dihindarkan.


        Tujuan perancangan
Untuk menyatakan bahwa suatu proyek air adalah layak berarti semua proyek itu akan melayani tujuan yang dimaksud secara efektif tanpa dampak-dampak negative terhadap hal-hal diluar proyek.
        Daftar akibat dari proyek-proyek sumber daya air antara lain meliputi :
1.       Degradasi alur hilir atau tepi-tepi pantai akibat hilangnya sedimen karena tertangkap di dalam waduk.
2.       Hilangnya tempat-tempat yang mempunyai sifat geologis, historis, arkeologis atau pemandangan yang unik akibat genangan waduk.
3.       Tergenangnya daerah penangkaran benih ikan yang berpindah-pindah yang menghalangi proses reproduksinya, atau rusaknya kerikil-kerikil pembenihan akibat pengerukan atau pelapisan alur.
4.       Perubahan suhu air sungai karena adanya waduk  mengakibatkan perubahan kehidupan air disungai itu.
5.       Pelapisan air dasar waduk yang mungkin mengandung laruran garam berat atau sedikit oksigen mengakibatkan berubahnya kehidupan air.
6.       Draniasi rawa-rawa, lubang-lubang karang sebaginya pemperkecil peluang hidup binatang dan burung-burung air atau amfibi.
7.       Perubahan mutu air akibat drainasi dari suatu proyek dapar merangsang pertumbuhan ganggang di air yang menampungnya atau mendorong jenis kehidupan air akibat naiknya kegaraman air di badan air yang menampung rainase itu.
8.       Terbentuknya penghalang bagi perpindahan normal dari binatang-binatang darat akibat adanya waduk.
9.       Berubahnya jenis kehidupan air akibat meningkatnya kekeruhan air dari erosi yang ditimbulkan oleh manusia atau dari pengerukan.
10.   Kerusakan jenis-jenis kehidupan yang baik akibat bahan-bahan racun (pestisida, logam-logam beracun dan sebagainya) yang dibuang kedalma sungai dan terpusat pada rantai pangannya.
11.   Kerusakan kehidupan ikan yang harus melalui pompa atau turbin atau bangunan pelimpah bendungan besar.
12.   Kerusakan tumbuh-tumbuhan di tebing sungai akibat perubahan pola aliran sungai.
Beberapa dari jebakan yang umum dibahas adalah sebagai berikut.
        Laporan pendahuluan.
    Laporan pendahuluan menjadi suatu langkah penting dalam analisa proyek, sehingga penting untuk menjaga agar laporan itu tidak didasarkan atas perkiraan-perkiraan dan memintas saja.
        Standar-standar badan perancang.
                Standar-standar untuk perencanaan metelogi mungkin tidak selalu cocok untuk kasus khusus dari suatu proyek.
        Pembangunan yang terlalu awal
                Pembangunan suatu proyek jauh sebelum waktu waktu yang diperlukan akan merupakan pemborosan dana yang dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu antara tersebut.

        Keputusan yang bersifat a priori
                Keputusan-keputusan mengenai segi-segi tertentu dari suatu proyek kadang-kadang dibuat sebelum adanya analisis ekonomi dan tidak pernah diperiksa lagi.
        Kegagalan untuk mempertimbangkan semua alternatif.
                Jebakan yang paling umum barangkali adalah kegagalan untuk mempertimbangkan semua alternatif. Khususnya alternatif non-teknik, seperti pengolahan dataran banjir, dapat terlewat dari pandangan para perencana teknik.
        Konservasi dan penambahan persediaan air.
                Cadangan air segar dunia tidak dapat lagi ditentukan dengan pasti, tetapi tidak perlu diragukan bahwa cukup untuk kebutuhan dunia selama beberapa decade. Penambahan persediaan air dapat meliputi metode-metode untuk mengadakan persediaan air segar yang sama sekali baru. Tetapi dapat juga dipertimbangkan untuk mencakup teknik-teknik peningkatan pemanfaatan persediaan air yang tersedia dengan cara konservari atau pengaturan yang memungkinkan penggunaan yang lebih banyak.

XI    KONSEP PENGOLAHAN TERPADU
               
Pengolahan sumber daya air dimaksudkan untuk mengupayakan penegembangan, pemanfaatan dan pengaturan sumber daya air agar dapat memenuhi kebutuhan semua sector atas air secara memadai. Dengan tujuan pengelolaan sumber daya air adalah untuk memanfaatkan air secara optimal dan berkelanjutan.

Lingkup kegiatan pengelolaan sumber daya air terdiri dari :
1.       Pengembangan
Pengembangan sumber daya air harus dilakukan secara terpadu, menyeluruh, serasi, seimbang, berkesinambungan, bertahap, berwawasan lingkungan dengan menggunakan pendekatan wilayah sungai sebagai acuan wilayah pengembangan.




Evolusi konsep pengembangan :
a.       Tunggal guna
b.      Serba guna
c.       Terpadu

Unsur-unsur PSDA :
1)      Pengendalian banjir
2)      Irigasi
3)      PLTA
4)      Pelayaran (navugasi)
5)      Penyediaan air baku minum & industri
6)      Pengeloaan DPS hulu
7)      Wisata air
8)      Perikanan dan suaka alam
9)      Pengendalian polusi
10)   Pengendalian semak-semak dan serangga
11)   Drainase
12)   Pengendalian sedimen
13)   Pengendalian salinitas
14)   Pengendalian kekeringan
15)   Pengendalian air tanah
2.       Pemanfaatan

Pengendalian sumber daya air adalah suatu upaya pengaturan agar air, sumber-sumber air & prasarana pengairan tetap terjaga kondisinya sehingga dapat menjalankan fungsi layanannya secara efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan pana pemanfaat air. Pengalaman menunjukkan bahwayang merupakan kebutuhan pokok untuk hidup dan kehidupan dapat memicu konflik antar pemanfaat. Air merupakan karunia tuhan yang harusnya dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat yang adil.
3.       Perlindungan

-          Kelestarian sumber-sumber air, kuantitas air, dan kualitas air mengalami gangguan karena alam dan ulah manusia. (QS.(30):41).
-          Perlindungan sumber air adalah suatu upaya untuk mencegah gangguan terhadp suber-sumber air, kuantitas dan kualitas air.
-          Kegiatan perlindungan meliputi pencegahan sedimentasi, perubahan pola aliran, dan pencemaran perlu dilakukan dengan pendekatan teknologi, manajemen dan hokum.
-          Kualitas air sungai makin hari makin memprihatinkan, karena keruh, berbau busuk menyengat, berbuih, terkontaminasi, sebagai akibat dari saking banyaknya pencemaran dari pemukiman, industri &irigasi.